Advertisement

Main Ad

Kumpulan Puisi : Cinta Halmahera

Seniman Tua. Foto : Muhammad Diadi


KELUHAN MATA


Tidurlah besok kau harus bertarung

Melawan seni dan kelelahan hati

Tak perlu kau bersunyi-sunyi dihantam malam

Apalagi mengundang keluh dan tanda tanya

Tubuhku, puisiku terlihat pucat

Semoga aku tak mati dengan pujian

Apalagi tepuk tangan para pendosa

Ini malam terasa dingin aku tak tahu

Ombak membaca sajak dengn riuh

Dan angin menari di atas perahu ayah

Aku menikmati malam ini dengan harapan

Agar hati bisa berteman dengan kesendirian

Pulanglah, di rumah ada cemas menunggu

Atau buku-buku yang hancur dimakan rayap

Semoga aku bisa bermimpi malam ini

Tentang dunia yang manusianya hanya diam

bukan Menggonggong.


Mamuya,15 Desember 2020


SARAU MERAH


Ada langkah kaki seorang lelaki

Yang hatinya sekuat salawaku

Menari melewati tifa dan tide

Suba menghidupkan budaya

Kulihat dia membaca mantra

Tatapannya menyimpan bangga

Ia menari dengan hati seorang ayah

Kau itu lelaki bukan salu-salu

Teruslah menari lelaki Mamuya

Kuatkan ikatan sarau merahmu

Kuatkan ikatan salempan pinggangmu

Salawaku dan parang harus di ayungkan

Jika cinta membuatmu lupa

Maka kau tak pantas disebut lelaki

Terus berkarya dan belajar

Karena cakalele dan kau itu satu.


Mamuya, 20 Desember 2020


MANYELE CINTA


Ah! Nona kita pe cinta

Model ombak bapicah di akemalako

Atau panas model jububu mamuya

Kalo tara percaya coba nona rasa

Jang nona kira kita laki-laki

Yang hanya babungkus deng kain sapangal

Kita pe pundak deng tangan ponom luka

Hanya karna kalapa deng nilon baku talingkar

Kalo kita babisi di nona itu badengar

Jangan sampe pangayung pata

Semang parahu talapas iko arus

Kita balego iko lempar itu hati

Jang manuntut rupa-rupa

Tuturuga deng meleu masih batolor

Persetan deng mahar mahal-mahal

Kalo nona masih robe baju kabaya

Kita kaseh buju deng salube

Nona balempar muka

Kita kaseh buju deng tide-tide

Nona babanting hati

Jang kita iko manyele deng bunga jara

Eh! Nona mari badekat

Kita carita kisah cinta

Di tanjung-tanjung mamuya

Biar nona pe konde deng hati

Jang sama deng parahu kole-kole.


Mamuya | 26 Desember 2020


SENIMAN TUA


Salawaku

Adalah cara aku belajar menjadi lelaki

Belajar tentang keterbuakaan hati

Atau penolakan ketidaktahuan

Salawaku

Kata ayah bahwa menjadi lelaki

Harus seperti salawaku

Yang tak sekedar pelindung diri

Salawaku

Seniman tua itu adalah salawaku

Bukan sekedar keperkasaan melainkan

Ketangkasan dalam menerima

Salawaku

Aku belajar dari salah

Agar tak menjadi salu

Biar tegak seperti alif.


Mamuya, 31 Desember 2020 


AKU TUHAN TAHUN


AKU

Tidak ada doa dan harapan

Di tahun yang baru ini

Semua tidak berubah

Sama seperti tahun lalu

TUHAN

Apakah tahun ini

Keringat ayah bisa berubah

Atau saloi ibu tidak rusak

Kerena tahun semakin tua

TAHUN

Mereka menyambutamu

Dengan petasan dan pesta

Memberi ciuman pada kekasih

Agar rumah tuhan dipenuhi iblis


Mamuya | Jumad 01 Januari 2020.


        K E K A S I H


Boleh aku memegang tanganmu

Dengan selembar kertas yang bertuliskan puisi cinta

Sambil mencium keningmu dengan sajak pengharapan

Atau memelukmu dengan kata sayang

Ingatkah kau tentang cerita cinta

Lelaki laut yang hatinya pata serupa semang perahu

Atau seorang gadis menangis sekuat ombak laut

Bukankah mereka adalah sepasang kekasih

Yang berjanji dengan bunga loloro dan jara

Kekasih kupanggil namamu

Kutulis cerita dengan tintah kasih

Agar kau tak harus meragu padaku

Atau menaruh tangis pada pundakku

Gengamlah salawaku bungamu

Beritahukan kepadaku jika kau terluka

Ada aku yang siap menari memelukmu

Sambil berkata aku sayang papamu


Mamuya, 07 Januari 2020


________

Penulis : Muhammad Diadi (Pegiat Sastra & Seniman)

Post a Comment

0 Comments