Malam
pun tiba keadaan yang ada ikut terlihat gelap, terasa dingin pun datang menyapa
pada tubuh yang kurus karena jatah pengiriman menipis, lampu-lampu pun
dinyalakan untuk meneragi malam yang gelap. Suara-suara manusia ikut pula
termakan oleh suasana malam, seakan menjadi kewajiban bahwa bunyi suara harus
di kurangi volumenya agar supaya tidak menganggu manusia yang lain pada terlelap
tidur karena kacapean seharin menghabiskan waktu dibelakang tembok-tembok
kerakusan, maaf meyingungmu tetangga.
Ada
juga yang belum balik dari tempat kerja, ada juga belum pulang seminggu dan ada
pula yang baru keluar untuk menghibur diri ditempat keramaian kota, bahkan
teman sekamar aku pun menghilang dari kota ini, untuk menyelesaikan satu
masalah yang belum dia sempat atasi sebelumnya di seberang timur jauh, tempat
lahir istrinya yang baru saja melaksanakan pernikahan. Maaf tidak ikut denganmu
kawan, mungkin lain kali saja..hehe bercanda.
Dingin,
iyah dingin! Tak ada alpanya rasa yang satu ini, semakin larut malam, makin mengigil
tubuh ini, terasa sudah aku balutkan dua selimut di tubuhku tapi cara ini tidaklah
manpan untuk menyingkirkan shi brengsek ini dari tubuhku. Rasa-rasa aku ingin
berteriak saja biar semua pada bangun untuk memarahiku, tapi setelah aku
pikirkan kembali cara ini tak pantas bagi seseorang yang berpendidikan. Ciee
berpendidikan, rasanya lucu dhe..enggak bagus ngomong kaya gitu nanti dosa lho,
iih takut aku.
Sudah
lebih dari dua tahun aku berada di kota ini setelah lari dari rumah karena
seorang Ayah yang tak meyetujui lagi jika aku melanjutkan kuliah, paska sempat
berhenti sesaat sebab ada sedikit masalah.
Ah,
Lupakan saja nanti di lain waktu akan aku tuliskan bagian ini di halaman yang
berbeda..!
******
Ingatanku
tentang kampung halaman terus terpaku dalam kepala ini, sudah berbagai cara
untuk memalingkan isi kepalaku agar kiranya dapat sedikit mengurangi shi sial
ini dari otak ini.
Kota
berbanding balik dengan suasana kampung, segalanya harus dengan uang. Air saja
bermerek dengan segala varian, ada yang berbotol besar, sedang dan kecil, untuk
mendapatkannya butuh kertas-kertas bergambar para pahlawan yang diganti bila
sudah kadar luasa menurut undang-undang yang ada, entahlah, betul atau tidak,
tak ada urusannya dengan aku.
_______
Penulis : Ichwan Taba
0 Comments